KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia Allah SWT yang telah
memberikan saya nikmat berupa kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Manusia dan Cinta Kasih”
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak
yang telah memberikan kepada penulis berupa dukungan.
Penulis menyadari bahwa
penyusunan makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat umum.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada hakikatnya sejak manusia dilahirkan, manusia sudah
diberikan perasaan oleh Tuhan. Perasaan merupakan kebutuhan manusia yang
fundamental. Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia selalu memiliki
perasaan cinta kasih dalam berbagai macam aspek kehidupan. Contoh, cinta kepada
keluarga, cinta kepada teman, cinta kepada saudara, cinta kepada suatu
pekerjaan, cinta kepada alam, dan lain-lain. Tidak ada manusia di dunia ini
yang memiliki rasa cinta kasih, kecuali orang yang jiwanya telah menghilang
(jiwanya telah mati).
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum
bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa
sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya
perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian
arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan
juga antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya
rasa, sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber
dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang
peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam
kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang
erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta
adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia
menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada
syariat-Nya.
Pengertian tentang
cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta
memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang
dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain
kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua
adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga
adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa
kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
B. JENIS – JENIS CINTA KASIH
Dari berbagai bentuk
cinta, secara garis besar, objek yang dicintainya sama. Maka dari itu, cinta
dikelompokkan menjadi tiga tingkat, yaitu :
1. Cinta
tingkat tertinggi (Cinta kepada Tuhan)
2. Cinta
tingkat menengah (Cinta manusia lain)
a. Cinta Philia (Cinta orang tua, persaudaraan, dan teman)
b. Cinta Eros (Menekankan aspek ragawi)
c. Cinta Amor (Menekankan aspek psikologis dan emosi)
3. Cinta
tingkat terendah (Cinta kepada lingkungan)
Ketiga tingkatan
cinta tersebut tentulah pernah atau sedang dirasakan oleh seluruh manusia di
berbagai belahan dunia. Terkadang hanya dengan rasa cinta manusia dapat
bertahan hidup bahkan disembuhkan dari penyakit.
Cinta bisa datang pada
siapapun, dimanapun dan kapanpun. Cinta dapat menyemangati orang lain. Cinta
dapat membuat hidup lebih berwarna. Itulah keajaiban yang diberikan oleh cinta.
Namun, jika tidak bisa mawas diri cinta dapat menimbulkan masalah.
C. Cinta Menurut Ajaran Agama
1. Cinta Diri
Mencintai segala sesuatu yang baik pada dirinya, dan
sebaliknya dia membenci sesuatu yang dapat menghalangi dirinya. Al-Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini,
kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi
dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Agar dapat hidup dengan penuh kesabaran dan keharmonisan
dengan sesama manusia, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri
sendiri dan egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan
cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi
bantuan kepada orang lain.
Dorongan cinta seksual yaitu suatu fungsi penting untuk
malahirkan keturunan demi kelangsungan jenis, maka dari dorongan cinta seksual
tersebut terbentuklah keluarga. Hal tersebut merupakan emosi alamiah dalam diri
manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Namun, dalam
ajaran agama islam pengendalian dan penguasaan cinta ini dengan cara yang sah
yaitu, dengan perkawinan.
Kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan
kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentu seni sesuai dengan kemampuan
dan bakatnya.
Kesimpulan
Dari pembahasan ini dapat ditarik suatu kesimpulan :
- Manusia pada hakikatnya tidak akan dapat terpisahkan dari Cinta kasih dan sayang.
- Cinta kasih Ideal itu adanya tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan atau sering juga di sebut Segitiga Cinta yang satu sama lain harus sinergi, selaras, seimbang satu sama lain.
- Cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, tapi antara keduanya terdapat perbedaan, yitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih meupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa mengarah kepada yang dicintai.
- Cinta itu mulia, bisa sangat indah, cinta itu sebuah kebahagiaan, tetapi manakala cinta itu tidak sesuai dengan apa yang diharpakan, apa yang diperkirakan dan apa yang didambakan bertolak belakang dari kenyataaan yang sudah terlanjur tercipta dalam angan-angan maka cinta bisa sangat menyakitkan dan menimbulkan penderitaan yang luar biasa.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar