KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat dan karunia
Allah SWT yang telah memberikan saya nikmat berupa kesehatan sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manusia dan Harapan”
Terselesainya makalah ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang telah memberikan kepada penulis
berupa dukungan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini belum mencapai kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat umum.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa
harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal
sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dan Harapan
A. Pengertian Harapan
Harapan berasal dari kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi; sehingga harapan berarti sesuatu yang
diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
seseorang. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri
sendiri, maupun kepercayaan kepada tuhan yang maha esa, agar harapan terwujud,
maka perlu usaha dengan sungguh sungguh.
B. Sebab Manusia
Mempunyai Harapan
Menurut Kodratnya manusia itu adalah makhluk Soial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di
tengah suatu keluarga atau anggota masyarakatlainnya. Ada dua hal yang
mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan Kodrat, dan
dorongan kebutuhan hidup.
·Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan ilmiah
yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh tuhan,
Misalnya menangis, bergembira, berfikir, berjalan, berkata, dan lain lain.
Dorongan Kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya
menangis, tertawa, ,bergermbira, dan sebagainya. Dan dengan kodrat inilah
manusia memiliki harapan.
·Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacm
macam kebutuhan hidup, kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat di bedakan
atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya
harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
1) Kelangsungan hidup (survival)
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan
sandang, pangan, dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini
terlihat sejak bayi lahir. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis, ia telah
mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan makan dan minum ini terus berkembang
sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
2) Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Sejak seorang
anak lahir, ia telah membutuhkan keamanan. Begitu lahir dengan suara tangis,
itu pertanda minta perlindungan, setelah agak besar, setiap anak menangis dia
akan diam setelah di peluk ibunya setelah bertambah besar ia dilindungi. Rasa
aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang Nampak secaara moral pun
orang lain dapat memberi rasa aman.
3) Hak dan Kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban Dengan
pertumbuhan manusia maka akan tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.
Karena itu tidak jarang anak anak remaja mengatakan kepada ayah atau ibunya
“Ibu ini kok menganggap reny masih kecil saja, semua di atur!” itu suatu
pertanda bahwa anak itu telah tambah kesadaran akan hak dan kewajibannya
4) Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa,
mengapa manusia hidup, dalam lagu “untuk apa” ada lirik yang berbuny “aku ini
anak siapa, mengapa aku ini dilahirkan”. Dari bagian lirik itu kita dapat
mengambil kesimpulan. Bahwa setiap manusia yang lahir di bumi imi tentu akan
bertanya tentang statusnya, status keberadaannya, status keluarga, status dalam
masyarakat, dan status dalam Negara.
5) Perwujudan Cita Cita
Selanjutnya manusia berharap di akui keberadaanya
sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu
manusia mengembangkan bakat atau kepandaiaannya agar ia diterima atau diakui
kehebatannya.
C. Pengertian Doa
Doa adalah simbol sebuah permintaan manusia kepada
Allah swt, dengan cara inilah manusia meminta dan memohon atas permintaannya
melalui doa tersebur agar di kabulkan. Doa juga bisa mendekatkan manusia dengan
sang penciptanya.
D. Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya
mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah
kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis
pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan
sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang
didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya.
Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu
dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas
kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu
mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang
dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak
langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi
besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak
berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama
menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan
menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan
masing-masing.
E. Kepercayaan dan
Usaha Untuk Meningkatkannya
Dasar kepercayaan. Sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan itu dapat di bedakan atas.
1. Kepercayaan Pada Diri Sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu di tanamkan setiap
pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada tuhan
yang maha esa. Percaya diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah. Dirinya
menang, dirinya mampu mengerjakan yang di serahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan Kepada Orang lain
Percaya keada orang lain itu dapat berupa percaya
kepada saudara, orang tua, guru, atau siap saja. Keprcayaan Kepada orang lain
itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya. Perbuatan yang sesuai dengan
kata hati atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu di
percaya karena ucapannya.
3. Kepercayaan Kepada Pemerintah
Negara itu berasal dari tuhan, tuhan langsung
memerintah dan memimpin bangsa manusIa, atau setidak tidaknya tuhanlah pemilik
kedaulatan sejati, karena semuanya adalah ciptaan tuhan. Pandangan demokratis
mengatakan bahwa kedaulatn adalah dari rakyat
4. Kepercayaan Kepada Tuhan
Kepercayaan kepada tuhan yang maha itu amat penting,
karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh
tuhan. Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran, kepercayaan
itu amat penting . karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan
rasa manusia dengan tuhannya. Bagaimana tuhan dapat menolong umatnya, apabila
umat itu tidak mempunyai kepercayaan kepada tuhannya. Berbagai usaha dilakukan
manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada tuhannya usaha itu bergantung
kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
a) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan
meningkatibadah.
b) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.
c) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesame
manusia dengan jalan suka menolong dermawan, dan sebagainya.
d) Mengurangi nafsu mengumlukan harta yang
berlebihan.
e) Menekan perasaan negative seperti iri,
dengki, fitnah dan sebagainya.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Mengenai materi kali ini tentang manusia dan
harapan, menurut saya harapan yang ada pada diri manusia itu tergantung dari
pengalaman hidup yang telah dialami manusia tersebut sehinga harapan dari
masing-masing individu akan berbeda-beda. Saya misalkan A dan B dengan kondisi
dari anggaplah si A yang merupakan seorang yang hidupnya mapan dan tidak pernah
merasa kekurangan dalam hal materi, dengan si B yang merupakan seseorang yang
latar belakangnya tidak mampu dan harus bekerja sangat keras untuk dapat bertahan
hidup. Si A mungkin tidak mengharapkan materi lebih tapi berbeda dengan si B
yang mungkin mengharapkan materi yang lebih dari kehidupannya saat ini. Jadi
dapat saya tarik kesimpulan bahwa salah satu factor utama dalam harapan
masing-masing manusia adalah pengalaman yang telah dialaminya dalam hidupnya.
0 komentar:
Posting Komentar